Hai, namaku Frisa. Tidak ada sesuatu yang
spesial dalam hidupku kecuali satu hal, yakni ceritaku.
Semua kisah ini dimulai sebelum menjadi
mahasiswa, ketika aku terpilih untuk menjadi delegasi, dan saat itu aku bersama
2 teman aku yang lain menjadi delegasi untuk bidang yang sama. Menempuh ilmu
tambahan di sekolah lain selama beberapa waktu, tidak ada pikiran sama sekali
bahwa kejadian pada saat itu akan aku ingat sampai sekarang, dan entah aku
kapan.
Seseorang yang waktu itu belum aku kenal,
duduk di pojokan depan dekat pintu, menunduk malu-malu, mungkin karena dia
hanya sendiri menjadi delegasi dari sekolahnya untuk bidang itu. Merah, iya
benar warna itu. Wajah putih, polos, dan sangat muda. Aku sempat berpikir jika
ia seperti salah ruangan saat itu karena wajahnya sangat muda untuk seukuran
anak SMA.
Saat itu aku hanya melintas saja di depannya
dan mencoba untuk mencari kursi di tengah bersama 2 teman aku yang lain. Dan
tidak disangka, pada hari berikutnya ia duduk di depan aku. Sempat kami satu
tim saat ada projek kelompok, haha aku waktu itu menjadi wanita sendiri pada
kelompok itu sehingga aku yang harus mencatat dan catatan itu masih aku simpan
sampai sekarang. Akhirnya kami pun berkenalan, dan sejak saat itulah aku tau
namanya. Sekitar 3-5 hari aku izin dari sekolah untuk menambah ilmu di tempat
tersebut,
Setelah itu, tidak lama aku pun mendapat
notifikasi bahwa ada yang menambahkan aku menjadi teman di social media,
ternyata salah satunya adalah ia. Akhirnya aku accept dan aku pun mengundang dia balik
di media social Twitter, ya semenjak saat itu kami lumayan dekat namun hanya
sebatas teman se-pembinaan. Di sana kami mulai sering berdiskusi mengenai
soal-soal dan hal-hal lain. Maka tibalah saatnya kami untuk mengikuti seleksi
tingkat lanjut, akhirnya aku bertemu dia lagi. Sempat berdiskusi sebentar
sebelum tes dimulai, tanda tanya dari 2 temanku yang lain pun muncul mengenai
siapakah dia, dan pada waktu itu aku hanya menjawab "Ia adalah teman
yang sangat muda dan berotak cemerlang."
Pasca seleksi tingkat lanjut itu, kami
bersama-sama was-was mengenai hasilnya, selagi menunggu pengumuman yang sekitar
1 bulan itu kami pun tambah dekat karena social media kami sering
bercakap-cakap dan mengomentari status satu sama lain. Ternyata takdir berkata
lain, kami sama-sama tidak lolos untuk tingkat selanjutnya, jadi cukup lama aku
tidak akan bertemu dengan dia lagi.
Walaupun begitu, kami tidak putus hubungan
di social media, malah semakin dekat pada waktu itu. Sampai-sampai dulu waktu
di kelas aku (saat SMA pasca pembinaan) , karena kedekatan kami di sosial media
tersebar maka teman-teman kelas aku pun mulai 'mencie-ciekan' aku dengan dia.
Haha, dia tidak mengetahui hal tersebut. Namun, aku tekankan sekali lagi,
pada saat itu aku hanya menganggapnya sebagai teman dekat saja. Pada saat itu, aku
memiliki rasa pada salah satu teman kelas aku.
Namun, aku akhirnya penasaran mengapa ada
salah satu teman aku begitu 'mencie-ciekan' aku dengan si 'anak muda' itu,
ternyata rasa penasaran aku pun tambah memuncak saat di salah satu sosial media
aku membaca mengenai statusnya yang 'sepertinya' mengarah ke aku.
Akhirnya, sekitar 7 bulan berlalu semenjak
seleksi itu. Dan aku sangat ingat waktu aku makrab dengan teman-teman kelas aku
di Kaliurang, aku mendapat sms ajakan untuk pergi ke salah satu tujuan wisata
setiap hari Minggu pagi di kampus aku bersama dengan dia karena saat itu aku
juga ingin pergi maka aku menyetujui ajakan tersebut.
1 Desember 2013, aku sangat ingat tanggal
ini. Aku datang dengan motor Karisma dan parkir dekat Fapet, mengenakan baju
kuning bergaris merah aku pun menyusuri jalan dan mencari dimanakah dia karena
dia sudah datang lebih dulu dibandingkan aku, namun saat itu kondisi sangat
ramai sehingga aku bingung dan akhirnya memutuskan untuk sms menanyakan
keberadaan dia, aku sangat ingat perkataan dia waktu itu :
"Aku di dekat sosis bakar"
Pada saat membaca sms itu aku pun tambah
bingung karena gerai sosis bakar ada banyak saat itu dan tempatnya tersebar -_-
haha.. Maka aku pun meminta dia untuk menjemput aku ke bawah Jembatan
Perikanan, sekitar 5-10 menit aku menunggu dan belum menemukan keberadaan dia
sampai akhirnya datang seseorang yang tinggi badannya, putih wajahnya, memakai
topi dan akhirnya aku sadar bahwa itu dia, dan akhirnya dia pun juga menyadari
kalau itu aku.. jujur kaget banget saat itu karena tingginya bertambah banget ,
aku pangling banget saat itu melihatnya.
Kemudian, kami mulai menyusuri jalan
bersama sembari melihat barang-barang yang dijajakan , sambil menanyakan kabar
dan aktivitas yang belum lama dilakukan. Sampai akhirnya kami berhenti di salah
satu warung lontong opor (ya memang di Sunmor banyak sekali warung lontong
opor) , dan makan di sana sambil ngobrol dan ketawa karena memang saat itu
obrolannya seru sekali, dan aku pun juga mengenalkan dia pada games yang sering aku mainkan yaitu Osu!
Karena aku membawa laptop, maka dia pun mencoba games itu menggunakan lagu
"Demi Tuhan - Arya Wiguna" haha, kalau diingat-ingat lucu
sekali saat itu. Makanan pun tiba, dan akhirnya makan bersama dan aku sangat respect ketika dia tidak segan-segan untuk
memberi uang kepada para (maaf) pengemis ketika datang ke kami.
Setelah makan, kami pun melanjutkan
jalan-jalan lagi.. melihat-lihat lagi jajanan yang dijajakan.. aku ingat banget
saat ada yang jual otak-otak ikan dan tepat di sebelah penjual otak-otak ikan
itu ada penjual ikan hias hahaha.. kami ketawa banget saat itu, kami membuat
candaan kalau otak-otak itu fresh sekali karena ikannya masih dengan fresh berenang di sebelahnya
haha..
Kami jalan agak panjang ya karena memang
Sunmor itu panjang banget seriusan, terus saat itu aku ingat banget kami cari
gantungan hp untuk dia warna biru karena dia suka warna biru, tetapi ternyata
gak dapet-dapet akhirnya kami belinya yang warna ijo, entah masih ada atau
enggak sekarang gantungan warna ijo yang kami beli barengan itu.
Setelah mendapatkan gantungan hp itu pun,
akhirnya kami memutuskan untuk pulang dan jalan berbalik menuju ke arah
parkiran, ya saat itu mulai ngobrol-ngobrol biasa sampai akhirnya ia mulai
mengucapkan sesuatu yang aku sudah curiga sebelumnya, namun saat itu ucapan
tersebut tidak sampai selesai karena kami sudah keburu terpisah oleh parkiran.
Ia memakai sepeda, dan aku memakai motor,
Ucapan yang ternyata sangat mengubah hidup
aku bahkan sampai sekarang.
Mohon maaf jika cerita ini melibatkan
beberapa pihak.
-to be continued-
Komentar
Posting Komentar